Perubahan iklim telah mengganggu fungsi ekosistem di darat, laut, dan air tawar, memicu kepunahan spesies, naiknya permukaan laut, kekeringan, dan ancaman ketahanan pangan. Sektor pertanian menghadapi penurunan hasil panen hingga 10–20 % pada 2050 di beberapa wilayah tropis, sementara penyakit menular seperti malaria dan demam berdarah diproyeksi meningkat karena suhu dan curah hujan berubah. Lautan menyerap 91 % panas berlebih, memicu pemutihan terumbu karang dan penurunan stok ikan komersial. Di sisi adaptasi, NAPs di bawah UNFCCC dan inisiatif Nature-based Solutions menunjukkan potensi meredam dampak, tetapi implementasi lambat dan pendanaan masih di bawah kebutuhan.


1. Dampak pada Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem

1.1 Kehilangan Spesies dan Habitat

Perubahan iklim mempercepat laju kepunahan: diperkirakan 20–30 % spesies menghadapi risiko kepunahan jika pemanasan global mencapai 1,5 °C di atas pra-industri. Ekspansi suhu di zona tropis memaksa spesies bermigrasi ke ketinggian yang lebih tinggi, namun semakin terbatasnya habitat membuat banyak yang tak bertahan.

1.2 Kerusakan Layanan Ekosistem

Layanan seperti penyerapan karbon, penyerbukan, dan pengendalian banjir terganggu. Hutan hujan tropis, yang menyimpan 250 miliar ton karbon, kini melepaskan karbon saat kebakaran dan deforestasi meningkat oleh kekeringan.


2. Dampak pada Lautan

2.1 Peningkatan Panas Laut

Lautan menyerap sekitar 91 % panas tambahan yang terperangkap di atmosfer, menyebabkan kenaikan suhu permukaan laut dan gangguan arus laut.

2.2 Pemutihan Terumbu Karang

Suhu air yang lebih tinggi memicu pemutihan massal terumbu karang, habitat bagi 25 % keanekaragaman hayati laut. Jika suhu terus meningkat, 70–90 % terumbu karang global bisa mati sebelum 2050.


3. Dampak pada Ekosistem Air Tawar

Kekeringan dan penurunan curah hujan mengancam ekosistem sungai dan danau. Populasi ikan air tawar di beberapa wilayah menurun hingga 30 % akibat pergeseran suhu dan berkurangnya aliran sungai. Danau dan rawa gambut, penyimpan karbon penting, juga mengalami dekomposisi organik lebih cepat, melepaskan emisi metana.


4. Dampak pada Pertanian dan Ketahanan Pangan

Tanaman pangan seperti jagung, padi, dan gandum rentan terhadap fluktuasi suhu dan kekeringan. FAO memperkirakan penurunan hasil panen hingga 10–20 % di wilayah tropis pada 2050 tanpa adaptasi. Lonjakan gelombang panas juga menurunkan produktivitas ternak hingga 5–10 %.


5. Dampak pada Kesehatan Manusia

5.1 Penyakit Menular

Kenaikan suhu dan pola hujan baru memperluas jangkauan vektor penyakit seperti nyamuk Aedes dan Anopheles, memicu lonjakan malaria, demam berdarah, dan chikungunya.

5.2 Stres Panas dan Kesejahteraan Mental

Gelombang panas ekstrem telah meningkatkan kematian terkait panas hingga 70 % dalam dua dekade terakhir di Eropa dan Amerika Utara. Di sisi mental, kecemasan iklim dan trauma pasca-bencana alami meningkat signifikan.


6. Dampak pada Ekonomi dan Kemiskinan

Perubahan iklim diperkirakan dapat mendorong 100 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem pada 2030, terutama di wilayah Afrika dan Asia Selatan. Kerugian ekonomi tahunan global akibat bencana terkait iklim diproyeksikan mencapai USD 300 miliar pada 2030.


7. Upaya Adaptasi dan Mitigasi

7.1 Rencana Aksi Nasional Adaptasi

Negara-negara menyusun NAPs untuk mengintegrasikan adaptasi iklim ke dalam pembangunan; Indonesia telah menyusun NAPs dengan dukungan UNFCCC untuk sektor pertanian, perikanan, dan perkotaan.

7.2 Nature-based Solutions

Inisiatif restorasi lahan gambut dan reboisasi mangrove mampu menyerap hingga 6 Gt CO₂ per tahun jika diimplementasikan skala besar.

7.3 Transisi Energi dan Kebijakan

Percepatan transisi ke energi terbarukan diperkirakan mengurangi emisi CO₂ hingga 40 % pada 2040 jika didukung kebijakan subsidi hijau dan karbon pricing.


8. Kesimpulan

Perubahan iklim memengaruhi seluruh aspek kehidupan—dari keanekaragaman hayati, sistem air, laut, pangan, hingga kesehatan dan ekonomi. Meski mitigasi emisi krusial, adaptasi berbasis komunitas dan Nature-based Solutions harus diperkuat. Kolaborasi lintas sektor, pendanaan memadai, dan transparansi dalam implementasi NAPs menjadi kunci menjaga keberlanjutan planet ini.

baca juga : cara mengatur stres dalam gaya hidup yang sibuk dan padat

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *