Berita Viral | Berita Terpercaya | Berita Terkini | Info Berita Hari Ini | Berita Terkini
Di tengah modernisasi yang pesat, ada satu tradisi sederhana namun penuh makna yang masih bertahan di masyarakat Indonesia: salim atau cium tangan. Umumnya dilakukan oleh anak kepada orang tua atau murid kepada guru, salim bukan hanya kebiasaan—ia adalah wujud penghormatan dan kasih sayang yang berakar kuat dalam budaya Nusantara.
Apa Itu Salim?
Salim adalah tradisi mencium tangan seseorang yang lebih tua atau dihormati, biasanya dilakukan oleh anak-anak kepada orang tua, cucu kepada kakek-nenek, atau murid kepada guru. Gerakan ini menjadi simbol rasa hormat, kerendahan hati, dan doa.
Asal Usul Tradisi Salim
Meski tidak diketahui secara pasti asal muasalnya, budaya salim diyakini sebagai hasil akulturasi antara budaya lokal dan pengaruh Islam yang datang sejak abad ke-13. Dalam ajaran Islam, mencium tangan orang tua dan guru adalah bagian dari adab, sementara dalam tradisi Jawa, Sunda, dan Melayu, penghormatan kepada yang lebih tua merupakan nilai luhur.
Tradisi ini kemudian menyatu menjadi budaya sosial yang diajarkan sejak kecil, bahkan sebelum anak bisa bicara.
Makna Mendalam di Balik Salim
- Rasa Hormat
Salim adalah simbol penghormatan kepada orang yang lebih tua, terutama kepada orang tua dan guru, yang dianggap memiliki pengalaman dan jasa besar. - Bentuk Kasih Sayang
Tak hanya soal etika, salim juga mencerminkan kehangatan hubungan antar generasi dalam keluarga. - Doa dan Berkah
Dalam banyak keluarga, salim dilakukan sambil mengucapkan salam atau permohonan restu. Cium tangan menjadi simbol permintaan berkah dan doa dari orang tua. - Pengingat Posisi Sosial dan Nilai Kesopanan
Dalam budaya Timur, salim mengajarkan pentingnya mengenal posisi sosial, berbicara dengan sopan, dan tidak menyamakan diri dengan orang yang lebih tua dalam sikap.
Salim di Era Modern
Meski zaman berubah dan interaksi makin digital, tradisi salim tetap bertahan, terutama di momen seperti:
- Setelah salat berjamaah
- Acara keluarga
- Hari raya (Idul Fitri, Natal)
- Momen perpisahan atau keberangkatan
Namun, generasi muda kini mulai mengalami pergeseran, dan tidak semua lagi terbiasa melakukannya. Oleh karena itu, penting untuk tetap memperkenalkan nilai dan makna dari tradisi ini.
Kesimpulan
Salim bukan sekadar gerakan fisik mencium tangan. Ia adalah bentuk komunikasi emosional yang menyampaikan hormat, cinta, dan harapan baik. Dalam budaya Nusantara yang kaya nilai-nilai kekeluargaan dan adab, tradisi ini menjadi pengingat bahwa kebaikan bisa dimulai dari hal-hal kecil yang sederhana.
Komentar