
Pada hari ini, Sabtu, 8 Maret 2025, Indonesia diguncang oleh gelombang demonstrasi mahasiswa yang menuntut perubahan signifikan dalam kebijakan pemerintah. Aksi yang dikenal dengan sebutan “Indonesia Gelap” ini terjadi serentak di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa, dan melibatkan ribuan mahasiswa serta elemen masyarakat lainnya.
Latar Belakang Demonstrasi
Demonstrasi ini dipicu oleh ketidakpuasan mahasiswa terhadap beberapa kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan sektor pendidikan dan kesejahteraan rakyat. Salah satu isu utama yang disoroti adalah Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang dianggap memotong anggaran pendidikan secara signifikan. Selain itu, mahasiswa juga menyoroti isu efisiensi anggaran yang dianggap tidak tepat sasaran dan merugikan masyarakat luas.
Aksi di Jakarta
Di Jakarta, ribuan mahasiswa berkumpul di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat. Mereka mengenakan almamater dan membawa berbagai spanduk serta poster dengan tulisan-tulisan kritis terhadap pemerintah, seperti “Efisienshit” dan “1 Presiden Berbagai Insiden”. Aksi dimulai dengan orasi di depan barikade beton yang dipasang oleh aparat kepolisian. Situasi sempat memanas ketika mahasiswa membakar ban bekas dan merobohkan barikade beton menggunakan tali. Setelah berhasil, mereka menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan “Indonesia Pusaka” sebagai bentuk protes.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, turun langsung menemui massa aksi. Ia mengajak mahasiswa bernyanyi bersama lagu perjuangan “Darah Juang” dan berjanji akan mempelajari tuntutan mereka dalam 48 jam ke depan sebelum berdiskusi lebih lanjut dengan perwakilan mahasiswa. Pertemuan ini diakhiri dengan pelukan antara Prasetyo dan beberapa perwakilan mahasiswa, menandakan itikad baik untuk mencari solusi bersama.
Aksi di Kota Lain
Tidak hanya di Jakarta, aksi serupa juga terjadi di berbagai kota di Pulau Jawa:
- Semarang: Ribuan mahasiswa menggelar aksi di depan kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah. Mereka membawa kotoran sapi sebagai simbol protes terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
- Yogyakarta: Massa aksi melempar cat dan membakar ban di depan DPRD DIY. Kawasan Malioboro sempat lumpuh akibat aksi ini.
- Surabaya: Aksi di depan DPRD Jawa Timur berakhir ricuh setelah mahasiswa membakar keranda sebagai simbol matinya demokrasi. Polisi terpaksa menembakkan water cannon untuk membubarkan massa.
- Solo: Mahasiswa memblokade Jalan Adi Sucipto dan melakukan aksi jalan mundur sebagai simbol mundurnya kualitas demokrasi di Indonesia.
Dukungan Masyarakat
Aksi “Indonesia Gelap” tidak hanya didukung oleh mahasiswa, tetapi juga oleh berbagai elemen masyarakat. Di Jakarta, seorang ibu bernama Nada (44 tahun) membagikan makanan dan minuman gratis kepada peserta aksi sebagai bentuk solidaritas. Selain itu, komunitas penggemar K-Pop, NCTzen, turut serta dengan menyediakan ambulans dan makanan gratis bagi peserta demonstrasi.
Tuntutan Mahasiswa
Dalam aksi ini, mahasiswa menyampaikan beberapa tuntutan utama, antara lain:
- Mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang dianggap memotong anggaran pendidikan.
- Menghentikan kebijakan efisiensi anggaran yang tidak tepat sasaran.
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran negara.
- Memperbaiki sistem pendidikan nasional agar lebih berpihak pada rakyat.
Respons Pemerintah
Pemerintah, melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, telah menyatakan kesediaannya untuk berdialog dengan mahasiswa dan mempelajari tuntutan yang disampaikan. Ia berjanji akan memberikan tanggapan resmi dalam 48 jam ke depan setelah melakukan kajian mendalam bersama instansi terkait.
Kesimpulan
Gelombang demonstrasi “Indonesia Gelap” mencerminkan ketidakpuasan masyarakat, khususnya mahasiswa, terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan sektor pendidikan dan kesejahteraan rakyat. Dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat menunjukkan bahwa isu yang diangkat memiliki resonansi kuat di tengah masyarakat. Diharapkan pemerintah dapat merespons dengan bijak dan segera mengambil langkah konkret untuk menjawab aspirasi yang disampaikan demi terciptanya Indonesia yang lebih baik.
Komentar