angginews.com Saat ini, semakin banyak orang yang mencari liburan bukan hanya untuk bersenang-senang, melainkan juga untuk memberi makna lebih dalam setiap langkah perjalanannya. Dari sinilah konsep wisata sosial atau impact travel muncul sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati perjalanan, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan atau masyarakat lokal.
Berbeda dari wisata konvensional yang cenderung konsumtif, wisata sosial mengajak wisatawan untuk lebih terlibat secara langsung—baik melalui kegiatan sukarela, pelestarian budaya, hingga pengembangan ekonomi lokal. Maka, selain membawa oleh-oleh, para pelancong juga pulang dengan pengalaman mendalam yang tak terlupakan.
Lalu, destinasi mana saja di Indonesia yang menawarkan pengalaman wisata sosial yang otentik dan berdampak? Berikut tujuh rekomendasi terbaik yang layak Anda coba!
1. Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul – Yogyakarta
Pertama, mari mulai dari jantung Jawa. Desa Nglanggeran tak hanya dikenal karena keindahan Gunung Api Purba-nya, tetapi juga karena komitmen kuat warganya dalam mengelola pariwisata berbasis komunitas. Wisatawan dapat terlibat dalam kegiatan pertanian, belajar membuat cokelat lokal, hingga ikut serta dalam konservasi alam.
Lebih dari itu, pengunjung juga bisa tinggal bersama warga melalui program homestay, yang tentunya memberi kesempatan untuk mengenal budaya dan nilai gotong royong lebih dalam.
2. Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur – Wisata Edukasi & Konservasi Laut
Beralih ke timur Indonesia, Pulau Rote menawarkan wisata yang unik: kombinasi antara liburan dan konservasi laut. Bersama komunitas lokal dan LSM lingkungan, pengunjung bisa membantu membersihkan pantai, menanam mangrove, atau mendukung pelestarian terumbu karang.
Yang menarik, aktivitas ini sering dibalut dalam suasana yang menyenangkan seperti beach camp dan pertunjukan budaya khas Rote. Dengan demikian, wisatawan tak hanya bersenang-senang, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan positif.
3. Kampung Pelangi, Semarang – Revitalisasi Kota yang Inspiratif
Siapa sangka bahwa kampung kumuh bisa disulap menjadi destinasi wisata warna-warni yang menarik? Kampung Pelangi di Semarang adalah buktinya. Lebih dari sekadar spot foto Instagramable, kawasan ini menyimpan cerita tentang kolaborasi antara warga, relawan, dan pemerintah dalam membangun ruang publik yang hidup.
Wisatawan bisa bergabung sebagai relawan mural, menyumbang buku untuk taman baca, atau membantu pelatihan wirausaha bagi warga setempat. Dengan kata lain, ini bukan sekadar wisata, tetapi juga bentuk partisipasi sosial.
4. Desa Penglipuran, Bali – Melestarikan Nilai Tradisi
Meski Bali sudah terkenal secara global, Desa Penglipuran menawarkan sesuatu yang berbeda. Alih-alih hiruk-pikuk pariwisata massal, desa ini menjaga keselarasan budaya, spiritualitas, dan kebersihan lingkungan. Para pengunjung diajak untuk tinggal di rumah adat, mengikuti upacara keagamaan, hingga membantu dalam kegiatan gotong royong desa.
Melalui pendekatan ini, wisatawan secara tidak langsung turut menjaga warisan budaya yang mulai tergerus oleh modernisasi.
5. Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah – Wisata Konservasi Orangutan
Ingin pengalaman yang lebih menantang dan bermakna? Taman Nasional Tanjung Puting adalah tempat yang tepat. Di sini, Anda bisa menjadi bagian dari program konservasi orangutan dengan bergabung dalam volunteer camp. Aktivitasnya meliputi reforestasi hutan, monitoring satwa liar, hingga edukasi masyarakat.
Selain berinteraksi langsung dengan satwa endemik, Anda juga membantu menyelamatkan habitat yang terus terancam. Sebuah perjalanan yang benar-benar memberi dampak nyata.
6. Desa Sembalun, Lombok Timur – Eduwisata Pertanian
Beranjak ke Lombok, Desa Sembalun menjadi contoh wisata sosial berbasis pertanian yang mengedepankan edukasi dan pemberdayaan ekonomi. Dengan latar belakang Gunung Rinjani yang megah, wisatawan bisa belajar menanam sayur organik, memerah susu sapi, hingga membuat pupuk kompos.
Tak hanya itu, Anda juga bisa tinggal di rumah warga, ikut memasak, dan merasakan kehidupan petani secara langsung. Ini adalah pengalaman yang menumbuhkan apresiasi terhadap pangan dan kerja keras di baliknya.
7. Kampung Adat Wae Rebo, Flores – Hidup Bersama Tradisi
Terakhir, tak lengkap rasanya membahas wisata sosial tanpa menyebut Wae Rebo. Terletak di atas pegunungan Flores, kampung ini hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki selama 3–4 jam. Namun, segala lelah akan terbayar lunas begitu tiba di sana.
Dengan bergabung dalam kegiatan harian warga—seperti menenun, bertani, atau bermain musik tradisional—pengunjung ikut menjaga keberlangsungan budaya yang nyaris punah. Selain itu, setiap kunjungan juga berkontribusi langsung pada keberlangsungan ekonomi kampung.
Mengapa Wisata Sosial Layak Dicoba?
Mungkin Anda bertanya, mengapa harus repot-repot berwisata sambil “bekerja” atau berkontribusi? Justru di situlah letak keunikan dan keindahannya. Wisata sosial menawarkan:
-
Pengalaman otentik, jauh dari pariwisata massal yang serba komersial.
-
Interaksi manusiawi, bukan sekadar transaksional, tetapi membangun empati dan pemahaman lintas budaya.
-
Dampak berkelanjutan, baik bagi lingkungan maupun komunitas lokal yang dilibatkan secara aktif.
Lebih dari itu, wisata seperti ini membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih luas—bahwa perjalanan bukan hanya tentang tempat, tetapi juga tentang orang-orang yang kita temui di sepanjang jalan.
Tips Memulai Wisata Sosial
Sebelum mencoba jenis wisata ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-
Lakukan Riset – Pastikan tempat yang Anda kunjungi memang memiliki program yang jelas dan dikelola secara etis.
-
Pilih Peran yang Sesuai – Sesuaikan dengan minat dan kemampuan Anda, apakah itu konservasi, edukasi, atau bantuan sosial.
-
Hormati Budaya Lokal – Setiap wilayah punya nilai dan aturan tersendiri. Jadi, jadilah tamu yang rendah hati dan terbuka.
-
Bawa Pulang Nilai, Bukan Sekadar Foto – Yang terpenting dari perjalanan ini adalah pelajaran hidup, bukan hanya konten media sosial.
Penutup: Saatnya Liburan Lebih Bermakna
Liburan tak lagi harus melulu soal pelesir atau bersantai. Dengan sedikit niat dan kepekaan sosial, Anda bisa menjadikan perjalanan sebagai misi kecil untuk memberi dampak positif. Wisata sosial bukan hanya tren, tapi gerakan yang mengajak kita menjadi pelancong yang peduli, sadar, dan bertanggung jawab.
Jadi, sudah siap merencanakan liburan dengan misi yang bermakna?
baca juga : dunia malam
Komentar