oleh

Maag Dadakan: Genetis atau Non Genetis?

Bahkan, sebagian orang menyebutnya sebagai “maag dadakan” karena gejalanya yang datang tanpa peringatan. Namun, pertanyaan besar pun muncul: apakah maag dadakan ini disebabkan oleh faktor genetis, atau justru oleh faktor non genetis seperti pola hidup yang tidak sehat?

Untuk menjawabnya, mari kita telaah secara mendalam. Karena sering kali, kita hanya fokus pada gejala tanpa memahami penyebab yang mendasarinya. Padahal, pemahaman menyeluruh bisa menjadi langkah awal dalam pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.


Maag Dadakan: Apa yang Dimaksud?

angginews.com Sebelum lebih jauh, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan “maag dadakan.” Istilah ini sebenarnya merujuk pada kondisi ketika seseorang tiba-tiba mengalami rasa nyeri di ulu hati, perut kembung, mual, hingga muntah, padahal sebelumnya tidak menunjukkan gejala maag sama sekali.

Walaupun terlihat muncul secara tiba-tiba, sebenarnya ada berbagai faktor yang memicu kondisi ini, baik dari sisi genetik maupun lingkungan. Maka dari itu, mari kita bedah satu per satu faktor penyebabnya.


Faktor Genetis: Apakah Maag Bisa Diturunkan?

Secara umum, penyakit maag bukanlah penyakit genetik murni seperti hemofilia atau thalassemia. Namun, ada kecenderungan bahwa riwayat keluarga dengan penyakit lambung dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan serupa.

Penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas lambung terhadap asam, serta kelemahan pada otot-otot saluran pencernaan, bisa jadi bersifat turunan. Oleh karena itu, jika dalam keluarga terdapat anggota yang sering mengalami maag kronis atau penyakit lambung lainnya, maka anggota keluarga lain berpotensi lebih besar mengalami gangguan serupa.

Bahkan, tanpa faktor genetis sekalipun, seseorang tetap bisa terkena maag jika faktor non genetisnya mendukung.


Faktor Non Genetis: Penyebab Dominan Maag Dadakan

Sebagian besar kasus maag dadakan dipicu oleh faktor-faktor eksternal atau gaya hidup yang tidak sehat. Inilah mengapa kita menyebutnya “non genetis”. Berikut beberapa penyebab utamanya:

1. Pola Makan Tidak Teratur

Ini adalah penyebab paling umum. Melewatkan waktu makan, makan terlalu cepat, atau makan dalam jumlah besar sekaligus dapat memicu produksi asam lambung yang berlebihan.

2. Konsumsi Makanan Pemicu

Makanan pedas, asam, berlemak, serta minuman berkafein seperti kopi atau soda sangat mudah memicu iritasi lambung.

3. Stres Berlebih

Faktor psikologis juga sangat berpengaruh. Saat stres, tubuh memproduksi hormon tertentu yang bisa mempercepat sekresi asam lambung, yang pada akhirnya menyebabkan maag tiba-tiba kambuh.

4. Kurang Tidur

Kurang istirahat menyebabkan metabolisme tubuh terganggu, termasuk proses pencernaan.

5. Konsumsi Obat-obatan

Beberapa jenis obat seperti aspirin, NSAID, atau antibiotik tertentu bisa mengiritasi lapisan lambung jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama tanpa pelindung lambung.

6. Merokok dan Alkohol

Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga berperan besar dalam melemahkan fungsi lambung serta memperparah gejala maag.


Interaksi Faktor Genetis dan Non Genetis

Meskipun terlihat terpisah, faktor genetis dan non genetis sebenarnya bisa saling berkaitan. Misalnya, seseorang dengan riwayat keluarga sakit lambung bisa lebih rentan terhadap makanan pemicu.

Oleh karena itu, pencegahan tidak cukup hanya dengan menghindari satu faktor.


Bagaimana Mencegah Maag Dadakan?

Untuk menghindari maag yang datang tiba-tiba, kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut:

  1. Makan teratur tiga kali sehari dengan porsi seimbang.

  2. Hindari makanan pedas, asam, atau terlalu berlemak, terutama saat perut kosong.

  3. Kurangi stres dengan olahraga ringan, meditasi, atau tidur cukup.

  4. Batasi konsumsi kafein dan alkohol, serta berhenti merokok.

  5. Perhatikan penggunaan obat-obatan dan selalu konsultasikan dengan dokter jika mengalami keluhan lambung.

  6. Minum air putih yang cukup agar sistem pencernaan tetap terjaga.

  7. Konsultasi rutin ke dokter, terlebih jika memiliki riwayat keluarga dengan gangguan lambung.


Kapan Harus ke Dokter?

Meski sebagian besar kasus maag bisa sembuh dengan perbaikan pola hidup, kamu tetap harus waspada bila gejala terus berulang atau semakin parah.


Kesimpulan

Secara garis besar, penyebab maag dadakan lebih banyak berasal dari faktor non genetis, seperti pola makan yang buruk, stres, dan gaya hidup yang tidak sehat. Namun, faktor genetis tetap memiliki peran sebagai pendukung risiko, terutama jika ada riwayat penyakit lambung dalam keluarga.

Untuk itu, menggabungkan kesadaran akan riwayat kesehatan keluarga dan penerapan gaya hidup sehat menjadi langkah paling efektif dalam mencegah maag datang tiba-tiba. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

baca juga : Dunia berita

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *