oleh

Mukbang: Fenomena Makan Bersama di Dunia Digital yang Mendunia

Berita Viral | Berita Terpercaya | Berita Terkini | Info Berita Hari Ini | Berita Terkini

Di era media sosial yang terus berkembang, muncul berbagai tren yang cepat menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Salah satunya adalah mukbang, sebuah fenomena di mana seseorang makan dalam porsi besar sambil berinteraksi dengan penonton. Mukbang dimulai di Korea Selatan, namun dalam beberapa tahun terakhir telah mendunia, menjadi bagian dari hiburan digital yang populer. Fenomena ini menggabungkan dua hal yang sangat disukai banyak orang: makanan dan hiburan.

1. Apa Itu Mukbang?

Mukbang berasal dari gabungan dua kata Korea, yaitu “muk” yang berarti makan dan “bang” yang berarti siaran atau tayangan. Secara harfiah, mukbang berarti “siaran makan”, di mana seorang pembuat konten (biasanya seorang YouTuber atau influencer) makan dalam jumlah banyak sambil berbicara atau berinteraksi dengan penonton.

Fenomena mukbang pertama kali muncul di Korea Selatan pada awal 2010-an dan segera mendapatkan perhatian luas, terutama di platform video seperti YouTube. Pada awalnya, mukbang diadakan sebagai cara untuk mengatasi rasa kesepian dan mempertemukan orang-orang melalui makanan, karena pembuat konten berbicara kepada penonton mereka seolah-olah mereka sedang makan bersama.

2. Asal Mula Fenomena Mukbang

Fenomena ini bermula di Korea Selatan sebagai bentuk hiburan yang sederhana namun unik. Orang-orang yang tinggal jauh dari keluarga atau merasa kesepian mulai mengunggah video mereka yang makan dalam jumlah besar, berinteraksi dengan penonton, dan menciptakan rasa kebersamaan meskipun secara fisik terpisah. Pembuat konten mukbang sering kali mengobrol dengan penonton mereka, menjawab komentar, atau membicarakan berbagai topik, yang menjadikan pengalaman menonton jauh lebih personal dan menghibur.

Seiring dengan meningkatnya popularitasnya di Korea, mukbang mulai menyebar ke seluruh dunia, dengan banyak pembuat konten di berbagai negara yang ikut bergabung dalam tren ini. YouTube, Instagram, dan platform lainnya menjadi rumah bagi berbagai jenis mukbang, mulai dari makanan tradisional hingga makanan ekstrem dengan porsi yang sangat besar.

3. Popularitas Mukbang di Dunia Digital

Mukbang telah berkembang pesat sejak pertama kali dikenal. Tidak hanya terbatas pada Korea Selatan, mukbang kini menjadi fenomena global yang banyak diikuti oleh pembuat konten dari berbagai belahan dunia. Banyak orang di luar Korea, termasuk dari Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, dan negara-negara lainnya, mulai mengikuti tren ini.

Beberapa faktor yang berkontribusi pada keberhasilan dan popularitas mukbang di dunia digital antara lain:

  • Konektivitas Sosial: Mukbang memberikan kesempatan untuk merasakan “makan bersama” meskipun terpisah jarak. Penonton merasa lebih dekat dengan pembuat konten karena interaksi langsung yang terjadi selama tayangan berlangsung.
  • Makanan yang Menggiurkan: Makanan yang ditampilkan dalam video mukbang sering kali terlihat lezat dan menggiurkan, menarik perhatian orang-orang yang senang dengan kuliner. Ada elemen visual yang sangat kuat, terutama dengan close-up makanan yang sedang dimakan, yang mengundang selera.
  • Faktor Hiburan: Banyak pembuat konten mukbang juga memberikan hiburan tambahan, seperti tantangan makan makanan ekstrem, makan makanan dalam porsi yang sangat besar, atau berbicara tentang topik-topik menarik. Ini menjadikan mukbang bukan hanya soal makan, tetapi juga hiburan.
  • Penyebaran Media Sosial: Platform seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan Facebook memungkinkan pembuat konten untuk menjangkau audiens global dengan mudah. Dengan banyaknya orang yang menggunakan media sosial, mukbang dengan cepat menjadi viral.

4. Dampak Mukbang terhadap Kesehatan dan Psikologi

Meskipun mukbang sangat populer, fenomena ini juga menimbulkan beberapa kontroversi dan pertanyaan tentang dampaknya terhadap kesehatan fisik dan psikologis, baik bagi pembuat konten maupun penontonnya.

  • Dampak Kesehatan: Banyak video mukbang menampilkan konsumsi makanan dalam jumlah yang sangat besar, yang bisa berisiko bagi kesehatan pembuat konten jika dilakukan berlebihan. Makanan berkalori tinggi, berlemak, dan sangat manis yang sering ditampilkan dalam video mukbang bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan gangguan pencernaan. Beberapa pembuat konten mukbang juga mengungkapkan bahwa mereka harus menjaga berat badan atau berolahraga ekstra untuk mengimbangi pola makan yang tidak sehat ini.
  • Kesehatan Mental dan Psikologi: Mukbang bisa memberikan efek psikologis tertentu pada penonton. Bagi beberapa orang, menonton mukbang bisa memicu rasa lapar yang berlebihan atau bahkan memicu perilaku makan berlebihan. Selain itu, mukbang juga bisa menciptakan perasaan kesepian atau ketergantungan pada hiburan yang berkaitan dengan makanan. Beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa mukbang dapat memperburuk hubungan seseorang dengan makanan, terutama jika mereka sudah memiliki masalah dengan pola makan.

5. Mukbang sebagai Platform Hiburan dan Bisnis

Bukan hanya sebagai bentuk hiburan semata, mukbang juga telah berkembang menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi banyak pembuat konten. Banyak pembuat konten mukbang yang menghasilkan uang dari iklan YouTube, endorsement produk, atau sponsorship dari merek makanan. Fenomena ini telah menciptakan peluang bisnis yang sangat besar, termasuk munculnya restoran yang menyediakan menu khusus untuk mukbang, serta produk makanan yang dijual secara online.

6. Kesimpulan: Mukbang sebagai Fenomena Budaya Global

Mukbang adalah fenomena yang telah berkembang pesat dari Korea Selatan menjadi tren global. Meskipun awalnya berfokus pada hiburan dan kebersamaan melalui makan, mukbang juga membawa dampak kesehatan yang perlu diperhatikan. Namun, yang tak bisa dipungkiri adalah kemampuan mukbang untuk menghubungkan orang-orang melalui makanan dan menciptakan momen kebersamaan yang menyenangkan meski terpisah jarak.

Di balik popularitasnya, mukbang juga mencerminkan perubahan besar dalam cara kita berinteraksi dengan media sosial, mengkonsumsi makanan, dan menikmati hiburan digital. Fenomena ini terus berkembang, memengaruhi dunia kuliner dan hiburan, dan menarik minat penonton di seluruh dunia.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar