Real Madrid menghadapi satu musim yang penuh tantangan, ditandai dengan kegagalan mempertahankan gelar Liga Champions dan tertinggal empat poin di belakang Barcelona di puncak LaLiga. Dalam konferensi pers menjelang laga melawan Getafe, pelatih Carlo Ancelotti menyebut tiga penyebab utama kesulitan timnya: absennya dua pusat pertahanan kunci, kelelahan fisik dan mental akibat padatnya jadwal, serta kesulitan menjaga keseimbangan skuad pasca-perubahan gaya permainan. Berikut ulasan mendalam terkait faktor-faktor tersebut.
1. Kehilangan Dua Pilar Pertahanan
Ancelotti menegaskan salah satu masalah paling jelas musim ini adalah absenya dua bek sentral andalan, Éder Militão dan Dani Carvajal, karena cedera parah yang sulit digantikan. Menurutnya, “Kami kehilangan dua pemain kunci di belakang yang sulit digantikan. Kami mengubah gaya permainan untuk menyesuaikan karakteristik pemain baru, dan menemukan keseimbangan jadi sulit”. Kekosongan tersebut memaksa Ancelotti melakukan rotasi dan eksperimen formasi, namun stabilitas lini belakang belum kunjung pulih.
2. Agenda Padat dan Kelelahan Fisik–Mental
Real Madrid berjuang di banyak kompetisi: LaLiga, Copa del Rey, dan usai tersingkir di Champions League, tanpa jeda yang memadai untuk pemulihan. Mantan pundit BBC, Guillem Balague, menyoroti bahwa skuad “kelelahan secara fisik dan mental”, menuntut keputusan strategis agar Madrid dapat bersaing di level tertinggi Eropa. Ancelotti sendiri mengakui peningkatan tekanan di penghujung musim—“Stres adalah bahan bakar bagi saya, tapi bisa memberatkan pemain jika tidak dikelola dengan baik” —yang mempengaruhi konsistensi penampilan di tiap laga.
3. Ketidakseimbangan dan Inkonsistensi Skuad
Pasca kepergian pemain senior seperti Toni Kroos dan Nacho, serta kedatangan bintang baru dengan gaya berbeda, Ancelotti kesulitan membangun ritme permainan yang kompak. “Kami punya pemain dengan karakteristik berbeda, dan kami kesulitan menemukan keseimbangan. Jika tidak, akan sulit meraih kemenangan,” ujarnya. Kesalahan distribusi peran dan kurangnya rotasi yang efektif membuat pola serangan kerap terputus, sedangkan saat transisi bertahan, ruang antarlini terbuka lebar.
Implikasi dan Langkah Perbaikan
Ancelotti menegaskan kesiapan melakukan perubahan taktik dan penyegaran skuad—termasuk lebih mengutamakan pemulihan pemain dan rotasi—untuk menutup celah performa menjelang final Copa del Rey melawan Barcelona pada 25 April 2025. Klub juga dikabarkan menekankan peran tim pelatih fisik guna mengurangi cedera dan meningkatkan ketahanan pemain. Fokus utama kini adalah menemukan “keseimbangan” yang konsisten di setiap pertandingan, dengan harapan bisa memetik dua gelar yang tersisa di LaLiga dan Copa del Rey.
Kesimpulan
Musim ini Real Madrid menghadapi beban yang luar biasa berat, dimulai dari absennya dua bek sentral andalan—Éder Militão dan Dani Carvajal—yang memaksa Carlo Ancelotti melakukan rotasi dan eksperimen formasi tanpa pulihnya stabilitas lini belakang. Selain itu, jadwal padat yang menuntut mereka tampil 17 kali dalam 50 hari menguras fisik dan mental para pemain, membuat konsistensi performa menjadi sulit dijaga. Di samping itu, keluarnya sosok veteran seperti Toni Kroos dan Nacho dan sulitnya mengintegrasikan karakter pemain baru menyebabkan ketidakseimbangan skuad yang kerap memengaruhi fluiditas permainan. Ke depan, Ancelotti perlu menyeimbangkan beban pertandingan, memastikan recovery pemain, dan menemukan formasi optimal untuk memaksimalkan peluang juara LaLiga dan Copa del Rey di sisa musim ini.
baca juga : edtech masa depan pendidikan berbasis teknologi
Komentar