
13 Maret 2025 – Kasus dugaan korupsi yang melibatkan Pertamina, perusahaan minyak dan gas negara terbesar di Indonesia, kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, kritikan datang dari Rocky Gerung, seorang tokoh publik dan politikus yang dikenal dengan gaya blak-blakan dalam mengomentari isu-isu besar di tanah air. Dalam pernyataannya, Rocky Gerung tidak hanya menyindir praktik korupsi yang kerap terjadi di badan usaha milik negara, tetapi juga mempertanyakan sejauh mana pemerintah dan aparat penegak hukum serius dalam menangani kasus besar seperti ini.
Kronologi Kasus Korupsi Pertamina yang Menggegerkan
Kasus korupsi Pertamina pertama kali mencuat setelah sejumlah pejabat di dalam tubuh perusahaan energi milik negara tersebut dilaporkan terlibat dalam praktik suap dan penyalahgunaan wewenang terkait dengan proyek pengadaan dan distribusi energi. Menurut penyelidikan awal, beberapa pejabat di level manajerial dan eksekutif di Pertamina diduga menerima uang suap dari kontraktor dan perusahaan pihak ketiga dalam proses tender proyek besar yang melibatkan miliaran rupiah.
Kejadian ini mengundang perhatian tidak hanya dari kalangan politikus dan media, tetapi juga masyarakat yang merasa kecewa dengan kinerja BUMN yang seharusnya menjadi contoh dalam menjalankan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Kasus ini semakin panas ketika media mengungkapkan bahwa praktik korupsi ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, melibatkan berbagai pihak dari dalam dan luar perusahaan.
Rocky Gerung Menyoroti Keberlanjutan Kasus Korupsi
Rocky Gerung, yang dikenal sering mengkritik kebijakan pemerintah, tidak ketinggalan memberikan komentarnya mengenai kasus korupsi Pertamina ini. Dalam wawancara dengan sejumlah media, Rocky menyatakan bahwa kasus ini bukan hanya soal satu atau dua pejabat yang terlibat, tetapi menunjukkan sebuah masalah sistemik dalam tubuh perusahaan BUMN tersebut. Menurutnya, korupsi di Pertamina mencerminkan masih lemahnya sistem pengawasan internal yang ada, serta ketidakmampuan manajemen untuk menjaga integritas perusahaan di tengah godaan bisnis yang besar.
“Ini adalah contoh nyata dari penyakit yang sudah menjalar jauh ke dalam tubuh BUMN, bukan hanya di Pertamina, tetapi juga di banyak perusahaan milik negara lainnya,” kata Rocky Gerung. “Korupsi di Pertamina adalah bentuk ketidakmampuan pemerintah untuk membangun sistem yang dapat menjaga nilai-nilai integritas dalam sektor publik.”
Pemerintah Harus Lebih Serius Tangani Kasus Korupsi
Rocky Gerung juga mengkritik pemerintah yang dinilainya masih setengah hati dalam menangani kasus korupsi di BUMN besar seperti Pertamina. Politikus ini menyatakan bahwa selama ini tindakan pemerintah lebih sering terkesan reaksioner, hanya bergerak ketika masalah sudah terlalu besar dan publik sudah mulai marah. Padahal, untuk menciptakan sistem yang bersih, kata Rocky, diperlukan adanya keberanian untuk melakukan reformasi struktural yang mendalam, termasuk di dalam tubuh perusahaan BUMN.
“Jika pemerintah serius ingin memberantas korupsi, maka mereka harus berani mengubah pola pengelolaan di dalam tubuh BUMN. Bukan sekadar mencari siapa yang salah, tetapi bagaimana mencegah hal serupa terjadi di masa depan,” lanjut Rocky.
Pernyataan ini disampaikan oleh Rocky menyusul berbagai laporan yang menunjukkan bahwa meskipun sudah ada penindakan terhadap beberapa pejabat yang terlibat dalam kasus ini, namun banyak pihak meragukan apakah kasus ini akan berakhir dengan memberikan efek jera atau justru menjadi siklus yang berulang.
Apa Kata Politikus Lain Mengenai Kasus Ini?
Selain Rocky Gerung, beberapa politikus lain juga turut memberikan pandangan mereka tentang kasus ini. Sejumlah anggota DPR dan aktivis antikorupsi menilai bahwa korupsi di Pertamina adalah bagian dari masalah lebih besar terkait dengan ketergantungan Indonesia pada sektor minyak dan gas yang belum sepenuhnya dikelola dengan transparansi yang tinggi.
Salah satu anggota DPR, Ahmad Subur, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa korupsi yang terjadi di Pertamina harus menjadi sinyal bagi pemerintah untuk segera melakukan pembenahan total dalam tata kelola BUMN. “Sudah saatnya kita menata ulang manajemen di Pertamina dan BUMN lainnya, agar tidak ada lagi ruang bagi korupsi untuk tumbuh subur,” ujar Subur.
Selain itu, aktivis antikorupsi juga menilai bahwa pengawasan terhadap BUMN seperti Pertamina perlu diperketat. Mereka mendesak agar aparat penegak hukum tidak hanya fokus pada menghukum individu yang terlibat, tetapi juga memastikan bahwa struktur pengelolaan di dalam perusahaan negara tersebut lebih transparan dan akuntabel.
Dampak Kasus Korupsi Pertamina terhadap Kepercayaan Publik
Kasus korupsi Pertamina ini tentunya memberikan dampak buruk terhadap kepercayaan publik terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga negara, terutama di sektor BUMN. Masyarakat semakin merasa bahwa praktik-praktik korupsi masih berlangsung dengan bebas, meskipun sudah ada berbagai kebijakan yang dikeluarkan untuk menanggulangi masalah ini.
Masyarakat Indonesia sangat mengharapkan agar Pertamina, sebagai perusahaan energi negara, dapat menjalankan fungsinya dengan lebih profesional dan tanpa intervensi dari praktik korupsi. Kasus ini menjadi bukti bahwa pengawasan terhadap badan usaha milik negara harus diperketat agar tidak ada lagi celah bagi oknum-oknum untuk melakukan tindakan yang merugikan negara dan masyarakat.
Reformasi dan Langkah yang Diharapkan ke Depan
Menurut Rocky Gerung, langkah pertama yang harus diambil adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajerial yang ada di Pertamina. Selain itu, Rocky juga menekankan pentingnya reformasi besar-besaran dalam sistem BUMN, termasuk pemilihan pimpinan yang lebih transparan dan berbasis pada kompetensi, bukan berdasarkan hubungan politik atau faktor-faktor lainnya.
Selanjutnya, agar kasus-kasus serupa tidak terulang, ia juga mendorong agar sistem pengawasan internal di perusahaan-perusahaan negara diperkuat dengan melibatkan lembaga-lembaga independen yang dapat memastikan setiap proses bisnis berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Jika kita benar-benar ingin mencegah korupsi di masa depan, maka kita harus membangun sistem yang lebih kuat dan lebih transparan. Hanya dengan cara ini kita bisa mengembalikan kepercayaan publik terhadap BUMN,” ujar Rocky Gerung menutup komentarnya.
Kesimpulan: Menatap Masa Depan yang Bersih dari Korupsi
Kasus korupsi yang melibatkan Pertamina ini mengingatkan kita tentang pentingnya integritas dalam sektor publik, khususnya di BUMN. Tindakan Rocky Gerung dan sejumlah politisi lainnya yang berani mengungkap masalah ini menjadi bagian dari upaya untuk menuntut perubahan yang lebih baik. Pemerintah dan pihak terkait harus memperhatikan masalah ini dengan serius dan segera melakukan reformasi untuk memastikan bahwa sektor publik bisa bebas dari praktik korupsi.
Komentar