oleh

Rute Touring Terlupakan yang Wajib Dicoba

angginews.com Bagi para pecinta touring, jalan bukan sekadar penghubung antar tempat, melainkan ruang kontemplasi, arena petualangan, sekaligus kanvas yang menampung ribuan kenangan. Namun seiring berkembangnya infrastruktur dan semakin masifnya pembangunan jalan bebas hambatan, banyak rute legendaris yang perlahan-lahan dilupakan. Padahal, justru di sanalah tersembunyi pesona Indonesia yang paling autentik.

Kini, mari kita hidupkan kembali rute-rute yang pernah jadi primadona para pelancong roda dua maupun empat. Tidak hanya menantang adrenalin, rute-rute ini juga menawarkan lanskap yang menggugah jiwa, budaya lokal yang otentik, dan tentu saja, kenangan yang tak tergantikan.


1. Jalur Selatan Pulau Jawa: Pacitan – Trenggalek – Tulungagung

Meski jalur utara Jawa kerap jadi pilihan utama karena akses lebih cepat, jalur selatan menyimpan keindahan yang tak kalah memesona. Rute dari Pacitan ke Tulungagung melalui Trenggalek adalah contohnya. Jalanan berliku yang dikelilingi perbukitan kapur, hutan jati, dan lembah yang sunyi menjadi tantangan sekaligus keasyikan tersendiri.

Lebih dari itu, sepanjang jalan Anda akan melewati desa-desa penghasil batik tulis tradisional, sawah yang masih hijau membentang, serta aroma khas dari warung kopi di tepi jalan. Touring di jalur ini bukan hanya urusan kecepatan, tapi soal menikmati setiap hembusan angin yang menyentuh wajah.


2. Trans Flores: Labuan Bajo – Ende – Larantuka

Rute ini mungkin sudah dikenal oleh pejalan kaki atau pengguna kendaraan umum, tetapi bagi rider motor, Trans Flores adalah mimpi yang jarang diwujudkan. Jalur ini dikenal menantang: tanjakan curam, tikungan tajam, dan minimnya SPBU membuatnya tak cocok untuk yang hanya ingin “sekadar jalan-jalan.”

Namun justru itulah keindahannya. Jalan ini memaksa Anda untuk hadir sepenuhnya, untuk menyatu dengan medan, cuaca, dan alam sekitar. Pemandangan pegunungan, danau kelimutu, hingga garis pantai yang dramatis membuat semua perjuangan terasa sepadan.


3. Rute Sungai Kapuas: Pontianak – Putussibau

Salah satu rute touring paling eksotis dan jarang dijamah adalah melintasi jalur di tepi Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Start dari Pontianak menuju Putussibau, Anda akan melintasi hutan Kalimantan, desa-desa Dayak yang masih mempertahankan adat istiadatnya, dan jembatan gantung yang menghadirkan sensasi tersendiri.

Memang, infrastruktur di jalur ini tidak semuanya mulus. Tapi justru karena belum tersentuh modernisasi berlebihan, pengalaman yang didapatkan terasa lebih otentik dan spiritual.


4. Pantura Tua: Jakarta – Cirebon – Tegal – Semarang

Sebagian besar orang kini melewati tol Trans Jawa. Namun sebelum tol eksis, Pantura (Pantai Utara Jawa) adalah rute utama yang menyimpan banyak kisah. Mulai dari jalur pesisir Bekasi yang berkelok hingga Cirebon yang kaya sejarah, jalan ini dulu jadi saksi para pedagang, seniman, dan penjelajah masa lalu.

Dengan banyaknya kota kecil yang tetap hidup di sepanjang jalan, touring melalui Pantura membawa Anda pada perjalanan waktu. Warung nasi lengko di Cirebon, semangkuk soto Tegal, hingga stasiun tua di Pekalongan—semuanya memberi warna yang jarang ditemukan di jalan bebas hambatan.


5. Jalur Barat Sumatra: Padang – Bukittinggi – Tarutung – Danau Toba

Sumatra Barat hingga Sumatra Utara menyimpan salah satu rute paling fotogenik dan sekaligus paling menantang. Jalan berkelok, tanjakan ekstrem, dan pemandangan bukit barisan menjadikan perjalanan ini penuh gairah. Di sisi lain, budaya Minangkabau dan Batak yang kuat membuat setiap persinggahan penuh cerita.

Dan tentu saja, Danau Toba di ujung rute menjadi penutup yang menakjubkan. Melintasi jalur ini adalah seperti membaca novel epik tentang geografi dan manusia Indonesia dalam satu waktu.


6. Pesisir Selatan Sulawesi: Makassar – Bira – Sengkang

Masih jarang dilalui pelancong motor, rute ini menyuguhkan panorama laut, pantai tersembunyi, hingga kawasan karst indah seperti Rammang-Rammang. Selain itu, perjalanan bisa diperpanjang hingga Toraja, yang terkenal akan rumah tongkonan dan ritual budaya uniknya.

Dibanding jalur utama trans-Sulawesi, jalur ini jauh lebih sepi namun menyimpan kekayaan budaya dan alam yang luar biasa.


7. Bali Kuno: Karangasem – Kintamani – Bedugul

Banyak yang mengenal Bali dari Kuta dan Denpasar, tapi Bali sejati bisa ditemukan di jalur pedalaman timur ke utara. Lewat Karangasem, Anda akan masuk ke desa-desa yang nyaris tak berubah sejak puluhan tahun lalu. Kebun salak, pura tua, hingga gunung yang diselimuti kabut menemani perjalanan menuju Kintamani dan akhirnya ke Bedugul.

Tidak hanya spiritual, perjalanan ini juga menyejukkan. Terutama bagi mereka yang ingin menjauh sejenak dari citra Bali yang komersial.


Mengapa Rute-Rute Ini Layak Dijelajahi?

Pertama, karena mereka menantang kita untuk keluar dari zona nyaman. Jalan yang belum tentu mulus, cuaca yang tidak bisa diprediksi, dan sinyal ponsel yang kerap hilang memaksa kita untuk hadir penuh, menyatu dengan perjalanan itu sendiri.

Kedua, rute-rute ini memberi kesempatan bagi kita untuk melihat Indonesia yang sesungguhnya. Bukan yang dibangun untuk turis, tapi yang diciptakan oleh waktu, budaya, dan alam itu sendiri.

Dan ketiga, karena touring bukan soal kecepatan atau jarak tempuh. Tapi tentang perjalanan yang jujur, yang membuat kita merasa hidup lebih utuh.


Tips Touring di Jalur Terlupakan


Kesimpulan: Bangkitkan Rute-Rute yang Terlupakan

Di balik hiruk-pikuk tol dan jalan cepat, masih banyak jalan yang menyimpan kisah dan keajaiban. Rute-rute ini mungkin sudah lama tak disebut dalam brosur wisata, tapi justru di sanalah letak kekayaan sejati. Touring bukan soal menemukan jalan baru, tapi menemukan diri sendiri lewat jalan-jalan lama yang nyaris terlupakan.

Jadi, kapan terakhir kali Anda berkendara bukan untuk sampai cepat, tapi untuk merasa hidup?

baca juga : Liputan malam

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *