Pada konferensi pers jelang Final Copa del Rey 2025 antara Real Madrid dan Barcelona, wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea menangis setelah menanggapi video tajam dari Real Madrid TV yang menuduhnya berat sebelah. Klub Madrid kemudian membatalkan sesi latihan dan konferensi pers, menyebut pernyataan wasit “tidak dapat diterima”. Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) menegaskan tidak akan mengganti wasit meski mendapat tekanan dari Madrid. Insiden ini memicu perdebatan soal perlindungan wasit, independensi pengadilan lapangan, dan dampak psikologis intimidasi media dalam sepak bola modern.
Latar Belakang Kontroversi
Pada 25 April 2025, Real Madrid TV (RMTV) menayangkan kompilasi video yang menyoroti keputusan wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea di berbagai pertandingan Madrid, menuduh adanya bias terhadap Barcelona dalam laga-laga sebelumnya. Video tersebut menampilkan statistik kemenangan: Madrid hanya 64% saat diwasiti De Burgos, sedangkan Barcelona mencapai 81%. RMTV bahkan menyorot bahwa UEFA dan FIFA tidak pernah menunjuk De Burgos untuk laga internasional, meski ia dipercaya memimpin final Piala Super Spanyol 2017 dan 2023.
Tekanan dari Real Madrid TV
RMTV adalah saluran resmi klub yang kerap mengkritik wasit sebelum pertandingan besar. Dalam video tiga setengah menit itu, RMTV:
-
Menyoroti keputusan kontroversial De Burgos di lapangan dan VAR.
-
Membandingkan persentase kemenangan Madrid vs Barcelona di bawah kepemimpinannya.
-
Mempertanyakan kapabilitasnya sebagai wasit top level.
Langkah ini memicu serangan psikologis terhadap wasit dan keluarga kecilnya, sebagaimana diungkap De Burgos dalam konferensi pers.
Reaksi Wasit: Tangis dan Seruan Aksi
Dalam konferensi pers, De Burgos terlihat berkaca-kaca dan berkata, “Ketika anak pergi ke sekolah dan diberitahu ayahnya pencuri, itu sangat berat”. Ia menekankan nilai integritas dan kekhawatiran akan dampak negatif pada generasi wasit muda. Rekan VAR, Pablo Gonzalez Fuertes, memperingatkan potensi aksi kolektif wasit—bahkan mogok—jika intimidasi berlanjut.
Pernyataan dan Tindakan Real Madrid
Real Madrid merilis pernyataan resmi menyebut komentar wasit tidak dapat diterima dan menuntut RFEF mengambil tindakan. Klub membatalkan konferensi pers dan sesi latihan jelang final, namun menegaskan tidak akan walk-out dari pertandingan. Presiden La Liga Javier Tebas menyindir Madrid membangun “narrative of victimhood”.
Sikap RFEF dan Komite Wasit
RFEF, melalui Presiden Rafael Louzán dan Ketua Komite Teknis Wasit Luis Medina Cantalejo, menolak mengganti wasit. Mereka menilai tidak ada dasar untuk penunjukan ulang, dan menegaskan independensi pengangkatan wasit berdasarkan kualifikasi, bukan tekanan klub.
Dampak dan Analisis
Perlindungan Wasit
Insiden ini menyorot lemahnya mekanisme proteksi wasit dari tekanan media klub besar. Asosiasi wasit Eropa menyerukan rekayasa aturan untuk:
-
Membatasi akses staf klub ke area wasit.
-
Mencatat seluruh komunikasi pra-match.
-
Pendampingan psikologis bagi wasit.
Independensi Pertandingan
Tekanan semacam ini berpotensi merusak persepsi fair play dan kredibilitas kompetisi. Jika tidak diantisipasi, klub kaya dengan media terintegrasi dapat memanipulasi opini publik.
Kesehatan Mental
Penelitian menunjukkan wasit yang diserang di media sosial menghadapi stres berat dan risiko burnout. De Burgos menjadi contoh nyata kerentanan psikologis profesional lapangan.
Kesimpulan
Tangis wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea adalah alarm bagi sepak bola Spanyol dan global bahwa intimidasi media dapat menembus ruang kerja wasit. Momen ini harus memicu reformasi: mempertegas independensi wasit, memperkuat proteksi hukum dan psikologis, serta menyempurnakan regulasi agar fair play tidak hanya slogan, tetapi praktik nyata di setiap level pertandingan.
baca juga : bahaya duduk terlalu lama dan cara mengatasinya
Komentar