Xi Jinping, Presiden China yang kini menjabat untuk masa kedua setelah terpilih kembali pada 2018, telah menjadi figur yang sangat dominan dalam politik China. Sejak naik ke puncak kekuasaan pada tahun 2012, Xi telah memperkenalkan sejumlah kebijakan penting yang telah mengubah arah politik dan ekonomi negara besar ini. Perjalanan politik Xi Jinping, mulai dari masa mudanya hingga menjadi pemimpin terkuat China, merupakan kisah yang penuh dengan perjuangan, ambisi, dan transformasi besar.

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Xi Jinping lahir pada 15 Juni 1953, di Beijing, China. Ia adalah putra dari Xi Zhongxun, seorang pemimpin senior Partai Komunis China (PKC) yang memegang berbagai posisi penting di pemerintahan, termasuk sebagai Wakil Perdana Menteri. Namun, meskipun berasal dari keluarga yang terkemuka, perjalanan awal hidup Xi tidaklah mudah. Pada masa Revolusi Kebudayaan (1966-1976), ayahnya mengalami penurunan posisi, dan Xi Jinping muda harus menghadapinya dengan menjalani kehidupan yang jauh dari kemewahan.

Pada usia 15 tahun, Xi Jinping dikirim ke pedesaan di Shaanxi sebagai bagian dari kampanye “Pendidikan di Pedesaan” yang merupakan bagian dari Revolusi Kebudayaan. Selama periode ini, ia bekerja di ladang dan berinteraksi dengan warga desa, sebuah pengalaman yang menurutnya banyak membentuk pandangannya tentang kehidupan dan masyarakat.

Setelah masa-masa sulit itu, Xi melanjutkan pendidikannya di Beijing, masuk ke Universitas Tsinghua, salah satu universitas paling bergengsi di China, pada tahun 1979. Di sana, ia belajar teknik kimia dan kemudian melanjutkan studi di bidang ilmu politik, yang membekalinya dengan pengetahuan mendalam tentang sistem pemerintahan dan politik China.

Karier Awal dalam Politik

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Xi Jinping memulai karier politiknya di bawah bimbingan ayahnya. Ia memulai dengan posisi-posisi kecil di berbagai pemerintahan lokal. Pada awal 1980-an, ia dipromosikan ke berbagai posisi penting di tingkat provinsi, seperti di Hebei dan Fujian, yang merupakan masa awal bagi pembentukan karier politiknya. Namun, ia tidak langsung mendapatkan sorotan besar.

Xi akhirnya mendapatkan peluang besar di dunia politik China ketika ia diangkat menjadi sekretaris Partai Komunis di provinsi Zhejiang pada 2002. Di sana, ia berhasil memimpin berbagai reformasi ekonomi dan memperkenalkan kebijakan yang memajukan ekonomi regional dengan mengembangkan sektor teknologi dan industri.

Pada 2007, Xi dipromosikan menjadi anggota tetap Politbiro dan Wakil Presiden China, menjadikannya salah satu pemimpin terkemuka dalam partai. Namun, titik balik utama dalam perjalanan politik Xi terjadi pada 2012, saat ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China.

Kepemimpinan Xi Jinping

Pada November 2012, Xi Jinping resmi terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis China pada Kongres Nasional ke-18, sebuah posisi yang membuatnya menjadi pemimpin tertinggi China. Pada Maret 2013, ia kemudian terpilih sebagai Presiden Republik Rakyat China. Sejak saat itu, Xi memperkenalkan sejumlah kebijakan yang memengaruhi setiap aspek kehidupan di China.

Reformasi Ekonomi dan Modernisasi

Xi memulai masa jabatannya dengan meluncurkan serangkaian reformasi ekonomi yang berfokus pada modernisasi ekonomi China. Fokus utama dalam kebijakan ekonomi Xi adalah menjadikan China sebagai negara yang berfokus pada teknologi dan inovasi, serta mengurangi ketergantungan pada sektor manufaktur tradisional. Ia juga memperkenalkan “Inisiatif Sabuk dan Jalan” (Belt and Road Initiative), yang bertujuan untuk menghubungkan China dengan negara-negara lain melalui jaringan infrastruktur, perdagangan, dan investasi.

Kebijakan ekonomi lainnya adalah memperkuat sektor domestik, dengan mendorong konsumsi dalam negeri dan reformasi sektor finansial. Namun, meskipun ada banyak kesuksesan dalam kebijakan ini, ada juga tantangan besar terkait dengan ketimpangan ekonomi dan masalah lingkungan.

Kebijakan Luar Negeri yang Agresif

Di kancah internasional, Xi Jinping telah menunjukkan kepemimpinan yang lebih agresif dibandingkan dengan para pendahulunya. Salah satu kebijakan luar negeri yang menonjol adalah upaya untuk memperkuat posisi China di Asia dan dunia melalui kebijakan “China Dream”, yang bertujuan untuk membuat China menjadi kekuatan global utama pada abad 21.

Xi juga meningkatkan keterlibatan China di berbagai organisasi internasional dan memperkenalkan kebijakan luar negeri yang lebih assertif, termasuk di Laut Cina Selatan dan dalam menghadapi tantangan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Pemberantasan Korupsi

Salah satu kebijakan Xi yang paling terkenal adalah kampanye pemberantasan korupsi yang telah berjalan selama bertahun-tahun. Kampanye ini bertujuan untuk membersihkan Partai Komunis dari unsur-unsur yang terlibat dalam praktik korupsi, yang pada gilirannya dapat merusak integritas pemerintahan. Sejak 2012, ribuan pejabat pemerintah, dari tingkat lokal hingga tingkat tinggi, telah dihukum karena terlibat dalam korupsi.

Namun, kritik terhadap kebijakan ini mengatakan bahwa kampanye ini juga digunakan untuk memperkuat kontrol Xi atas partai dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya.

Kekuasaan yang Meningkat

Di bawah kepemimpinan Xi, China semakin terlihat sebagai negara yang lebih terpusat dalam hal kekuasaan. Pada 2018, perubahan konstitusi dilakukan untuk menghapus batasan masa jabatan presiden, yang memungkinkan Xi untuk tetap berkuasa tanpa batas waktu. Keputusan ini semakin memperkuat citra Xi sebagai pemimpin yang berkuasa penuh, dengan kontrol yang kuat atas seluruh sektor politik, ekonomi, dan militer.

Pencapaian dan Kontroversi

Xi Jinping telah berhasil mengubah China menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan memperkuat pengaruh globalnya. Namun, ia juga tidak lepas dari kontroversi. Pengawasan ketat terhadap kebebasan berbicara dan kebijakan terkait dengan Xinjiang, Hong Kong, serta penanggulangan pandemi COVID-19, telah menarik perhatian internasional.

Dalam bidang domestik, meskipun kebijakan pengentasan kemiskinan berhasil, ada juga tantangan dalam meningkatkan kebebasan individu dan mempertahankan stabilitas sosial dalam negara yang terus berkembang pesat.

Kesimpulan:

Xi Jinping telah menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh di dunia, dengan visinya untuk menjadikan China sebagai kekuatan global utama. Meskipun banyak pencapaian dalam kebijakan ekonomi dan modernisasi, masa depan kepemimpinannya masih dipenuhi tantangan baik di dalam negeri maupun di panggung internasional. Melihat perjalanan politik Xi, jelas bahwa ia berambisi besar untuk membawa China menuju masa depan yang lebih kuat dan berpengaruh di dunia.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *