oleh

Cegah Retinopati Diabetik lewat Skrining Dini

angginews.com Retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi serius dari diabetes mellitus yang dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak ditangani. Meskipun terdengar menakutkan, kondisi ini sebenarnya dapat dicegah atau setidaknya diperlambat perkembangannya melalui skrining dini yang terstruktur dan luas.

Lebih jauh lagi, mencegah retinopati diabetik bukan hanya soal kesehatan mata, tetapi juga terkait dengan produktivitas individu dan keberlangsungan aktivitas ekonomi masyarakat. Dengan kata lain, kesehatan penglihatan memiliki dampak langsung pada kualitas hidup dan kinerja seseorang di dunia kerja.


Mengapa Retinopati Diabetik Berbahaya?

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa retinopati diabetik terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di retina akibat kadar gula darah yang tinggi. Dalam tahap awal, penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, banyak penderita tidak menyadari masalah yang terjadi sampai kerusakan sudah parah.

Jika dibiarkan, retinopati diabetik dapat berkembang menjadi:

  • Edema makula (pembengkakan di bagian pusat retina)

  • Pendarahan retina

  • Ablasi retina

  • Kebutaan permanen

Karena kerusakan ini bersifat progresif, deteksi dan intervensi dini sangat krusial.


Pentingnya Skrining Dini

Skrining dini memungkinkan tenaga medis mendeteksi perubahan kecil pada retina sebelum gejala muncul. Dengan demikian, tindakan perawatan bisa dilakukan sedini mungkin untuk mencegah kerusakan permanen.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa skrining rutin setiap tahun bagi penderita diabetes dapat menurunkan risiko kebutaan akibat retinopati diabetik hingga 90%. Sayangnya, di banyak daerah, program skrining ini masih terbatas.


Strategi Memperluas Program Skrining Dini

Memperluas skrining dini memerlukan sinergi antara pemerintah, fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan masyarakat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Peningkatan Akses Layanan Kesehatan Mata

Menyediakan klinik mata bergerak (mobile eye clinic) di daerah terpencil akan membantu menjangkau pasien yang sulit mengakses rumah sakit besar.


2. Pemanfaatan Teknologi Telemedisin

Dengan kamera retina digital dan koneksi internet, pemeriksaan mata dapat dilakukan di puskesmas, lalu hasilnya dikirim ke dokter spesialis di kota besar untuk analisis.


3. Integrasi dengan Program Kesehatan Diabetes

Setiap pasien diabetes yang melakukan pemeriksaan gula darah rutin dapat sekaligus dijadwalkan untuk pemeriksaan mata, sehingga skrining menjadi bagian standar perawatan.


4. Edukasi dan Kampanye Kesadaran

Menggunakan media sosial, seminar, atau penyuluhan langsung untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya skrining mata bagi penderita diabetes.


Dampak Skrining Dini terhadap Produktivitas

Kehilangan penglihatan dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk bekerja, belajar, dan berinteraksi sosial. Di sisi lain, mencegah kebutaan melalui skrining dini berarti:

  • Mengurangi biaya kesehatan jangka panjang – Pengobatan kebutaan jauh lebih mahal dibanding pencegahan.

  • Menjaga tenaga kerja tetap aktif – Penderita diabetes tetap dapat bekerja optimal jika penglihatan terjaga.

  • Meningkatkan kualitas hidup – Karyawan yang sehat secara visual lebih percaya diri dan efisien dalam bekerja.

Dengan kata lain, investasi dalam skrining dini bukan hanya menyelamatkan mata, tetapi juga mempertahankan produktivitas masyarakat.


Tantangan dalam Pelaksanaan

Meski penting, perlu diakui bahwa memperluas program skrining dini menghadapi beberapa tantangan, seperti:

  1. Keterbatasan sumber daya – Kurangnya alat pemeriksaan retina di fasilitas kesehatan kecil.

  2. Kurangnya tenaga medis terlatih – Pemeriksaan retina memerlukan keahlian khusus.

  3. Kesadaran masyarakat yang rendah – Banyak penderita diabetes tidak memprioritaskan pemeriksaan mata.


Solusi untuk Mengatasi Hambatan

Beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan ini antara lain:

  • Pelatihan tenaga kesehatan agar puskesmas mampu melakukan pemeriksaan dasar retina.

  • Subsidi alat pemeriksaan bagi fasilitas kesehatan primer.

  • Kerja sama dengan sektor swasta untuk pendanaan dan dukungan teknologi.

  • Kampanye nasional yang menekankan hubungan antara kesehatan mata dan produktivitas kerja.


Studi Kasus Keberhasilan

Di Inggris, program skrining retinopati diabetik nasional telah terbukti menurunkan angka kebutaan akibat diabetes secara signifikan. Dengan sistem undangan tahunan, pasien diabetes mendapatkan pemeriksaan mata secara gratis. Model ini bisa menjadi inspirasi bagi negara lain, termasuk Indonesia, untuk mengintegrasikan skrining ke dalam layanan kesehatan primer.


Kesimpulan

Retinopati diabetik adalah ancaman nyata bagi penderita diabetes, tetapi dapat dicegah dengan skrining dini yang luas dan terjangkau. Memperluas cakupan skrining bukan hanya upaya medis, tetapi juga investasi sosial dan ekonomi karena membantu mempertahankan produktivitas masyarakat.

Dengan sinergi pemerintah, tenaga medis, dan partisipasi aktif masyarakat, angka kebutaan akibat retinopati diabetik bisa ditekan. Ingat, deteksi dini adalah kunci—karena menjaga penglihatan berarti menjaga masa depan.

Baca Juga : Berita Terbaru

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *