Mengapa Iran dan Israel Terus Bersitegang?

angginews.com Konflik antara Iran dan Israel bukanlah fenomena baru. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan antara kedua negara ini semakin meningkat dan mengarah pada eskalasi serius yang berpotensi mengguncang tatanan global.

Tidak hanya menyangkut urusan bilateral, tetapi juga menciptakan dampak besar bagi stabilitas regional di Timur Tengah serta mempengaruhi hubungan antar negara besar dunia.

Artikel ini akan membahas akar polemik antara Iran dan Israel, mengapa konflik ini terus berulang, serta dampaknya terhadap keamanan dan ekonomi global.

1. Akar Sejarah Konflik: Bukan Sekadar Perbedaan Agama

Banyak yang mengira bahwa permusuhan antara Iran dan Israel hanya berakar pada konflik agama. Padahal, latar belakang geopolitik dan ideologi menjadi pemicu utamanya.

Iran, sejak revolusi Islam tahun 1979, mengadopsi sistem pemerintahan teokrasi Islam Syiah yang menentang eksistensi negara Israel. Sebaliknya, Israel—sebagai negara Yahudi sekuler—melihat Iran sebagai ancaman eksistensial, terutama karena retorika anti-Israel yang terus digaungkan oleh para pemimpin Iran.

Tak hanya itu, dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok militan seperti Hezbollah di Lebanon dan Hamas di Palestina juga memperkeruh suasana. Kelompok-kelompok ini memiliki misi perlawanan terhadap Israel, dan secara aktif didukung oleh Iran secara militer dan finansial.

👉 Transisi ke konflik modern: Namun, polemik ini tak hanya soal ideologi dan sejarah—ada juga elemen strategis modern yang memperparah situasi.

2. Ambisi Nuklir Iran: Ketakutan Utama Israel

Salah satu sumber utama ketegangan adalah program nuklir Iran. Meski Iran bersikeras bahwa tujuannya hanya untuk kepentingan damai, Israel dan sekutu Barat mencurigai bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir secara diam-diam.

Ketakutan Israel cukup beralasan. Karena jika Iran berhasil memproduksi senjata nuklir, maka:

Keseimbangan kekuatan di Timur Tengah akan berubah.
Ancaman eksistensial terhadap Israel meningkat drastis.
Perlombaan senjata bisa meluas ke negara-negara tetangga.

Maka dari itu, Israel melakukan berbagai operasi intelijen dan bahkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran secara diam-diam, yang tentu saja dibalas oleh Iran dengan ancaman dan serangan proksi.

👉 Transisi ke dinamika saat ini: Seiring berjalannya waktu, konflik ini tak kunjung reda. Bahkan, ketegangan terbaru justru mengarah pada konfrontasi terbuka.

3. Ketegangan Terkini: Dari Perang Kata ke Serangan Langsung

Belakangan ini, dunia menyaksikan bagaimana konflik antara Iran dan Israel bertransformasi dari perang kata menjadi konfrontasi militer langsung. Misalnya, serangan drone dan rudal dari wilayah proksi Iran ke wilayah Israel meningkat, seiring dengan serangan udara Israel terhadap pangkalan-pangkalan militer di Suriah dan Irak yang diduga milik Iran.

Pada tahun 2024, ketegangan meningkat ketika Israel dilaporkan melakukan serangan udara terhadap fasilitas nuklir di Iran, yang memicu balasan dari milisi pro-Iran di berbagai wilayah Timur Tengah. Tidak hanya itu, Iran juga meluncurkan serangan siber ke berbagai institusi sipil dan militer Israel.

Konflik ini tidak lagi terbatas pada dua negara. Kini, konflik berkembang menjadi jaringan konflik regional yang menyeret banyak pihak.

👉 Transisi ke efek global: Lantas, bagaimana dunia merespons ketegangan ini? Dan apa dampaknya?

4. Dampak Terhadap Stabilitas Global

Ketegangan antara Iran dan Israel membawa dampak domino yang mengganggu stabilitas global, baik dari sisi ekonomi, keamanan, hingga diplomasi internasional.

a. Harga Minyak Dunia Melejit

Iran adalah salah satu eksportir minyak terbesar dunia. Jika konflik meningkat di kawasan Teluk Persia, pasokan minyak global terancam terganggu, yang menyebabkan lonjakan harga minyak dunia. Ini berdampak langsung pada:

Inflasi global
Naiknya harga bahan bakar
Krisis ekonomi di negara berkembang

b. Mengguncang Aliansi Internasional

Konflik ini juga membelah dukungan internasional. Amerika Serikat dan sekutunya cenderung mendukung Israel, sementara Rusia dan Tiongkok semakin dekat dengan Iran. Ketegangan ini memperkeruh hubungan diplomatik antara kekuatan dunia besar, dan memperbesar potensi konflik skala lebih luas.

c. Meningkatnya Ancaman Terorisme Global

Dengan meningkatnya aktivitas milisi pro-Iran di berbagai negara, termasuk Yaman, Lebanon, dan Irak, potensi terorisme lintas batas meningkat tajam. Serangan ke kepentingan asing menjadi lebih sering, termasuk terhadap kapal dagang dan infrastruktur energi.

👉 Transisi ke solusi dan peran dunia: Lalu, adakah jalan keluar dari polemik yang terus berlangsung ini?

5. Upaya Internasional untuk Meredakan Ketegangan

Meskipun situasi tampak semakin rumit, dunia internasional belum menyerah. Berbagai pihak terus mendorong pendekatan diplomasi dan negosiasi.

Beberapa inisiatif penting yang tengah diupayakan:

Kesepakatan Nuklir (JCPOA) antara Iran dan negara-negara P5+1, meskipun kerap terhambat oleh pergantian kepemimpinan politik.
PBB dan Uni Eropa terus berupaya menjadi mediator netral, meski kerap kali tidak mendapat dukungan penuh dari semua pihak.
Normalisasi hubungan Israel dengan negara Arab lain juga diharapkan bisa menekan pengaruh Iran di kawasan.

Namun demikian, selama kepentingan strategis dan retorika ekstrem masih mendominasi, solusi jangka panjang akan sulit tercapai tanpa kompromi mendalam.

👉 Transisi ke penutup: Jadi, apa kesimpulan yang bisa kita tarik dari polemik Iran dan Israel ini?

Kesimpulan

Konflik antara Iran dan Israel merupakan salah satu polemik geopolitik paling kompleks dan berbahaya saat ini. Akar sejarah yang panjang, perbedaan ideologi, ambisi nuklir, dan kepentingan strategis membuat konflik ini sulit diselesaikan dalam waktu singkat.

Lebih dari itu, dampaknya tidak terbatas pada dua negara saja, melainkan turut mengguncang ekonomi dunia, mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah, serta memperkeruh hubungan antar kekuatan global.

Maka dari itu, penting bagi komunitas internasional untuk terus mendorong pendekatan damai dan diplomatik, bukan hanya demi keamanan regional, tapi juga demi masa depan dunia yang lebih stabil dan manusiawi.

Satu hal yang pasti: selama polemik ini tidak diselesaikan dengan dialog, dunia tetap akan berada dalam bayang-bayang ketegangan.