Pendahuluan
Berita Hari Ini Gunung Kemukus, terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai tempat ziarah yang kontroversial. Dikenal dengan ritual pesugihan yang melibatkan hubungan seksual antara peziarah yang bukan pasangan sah, tempat ini menarik perhatian banyak pihak. Namun, benarkah praktik tersebut merupakan bagian dari tradisi asli, ataukah hanya mitos yang berkembang?
Sejarah dan Asal Usul
Gunung Kemukus dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir Pangeran Samudro, putra Raja Majapahit, yang konon memiliki hubungan terlarang dengan ibu tirinya, Nyai Ontrowulan. Legenda menyebutkan bahwa mereka melarikan diri dan meninggal bersama di tempat ini, sehingga dipercaya bahwa siapa pun yang melakukan hubungan serupa di lokasi tersebut akan mendapatkan keberuntungan.
Ritual Pesugihan: Antara Mitos dan Fakta
Ritual yang dikenal sebagai “ngalap berkah” ini melibatkan serangkaian tindakan, termasuk mandi di sumber air suci, berdoa di makam Pangeran Samudro, dan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami atau istri sah sebanyak tujuh kali dalam kurun waktu tertentu. Praktik ini diyakini dapat membawa kekayaan dan kesuksesan bagi pelakunya.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa praktik ini tidak memiliki dasar dalam tradisi asli dan lebih merupakan hasil dari misinterpretasi legenda lokal. Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) telah melakukan studi untuk memahami fenomena ini dan menyimpulkan bahwa ritual tersebut berkembang dari cerita rakyat yang disalahartikan.
Upaya Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah Kabupaten Sragen telah mengambil langkah untuk mengubah citra Gunung Kemukus dari tempat ritual kontroversial menjadi objek wisata religi yang sesuai dengan norma sosial. Langkah-langkah tersebut termasuk penertiban area, pelarangan praktik prostitusi terselubung, dan edukasi kepada masyarakat tentang sejarah sebenarnya dari tempat tersebut.
Masyarakat setempat juga berperan aktif dalam meluruskan persepsi tentang Gunung Kemukus, dengan mengadakan kegiatan keagamaan dan budaya yang menekankan nilai-nilai positif dan spiritualitas.
Kesimpulan
Gunung Kemukus memiliki sejarah dan nilai budaya yang kaya, namun telah tercemar oleh praktik yang tidak sesuai dengan tradisi aslinya. Melalui upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan tempat ini dapat kembali menjadi lokasi ziarah yang dihormati dan bebas dari praktik menyimpang.
Komentar